Monday 27 September 2010

cerita hujan


hari ini hujan lagi. ya, akhir2 ini jakarta memang lagi akrab sama fenomena alam yang satu ini. walaupun katanya sih, harusnya sekarang udah musim panas, tapi karna global warming, siklus cuaca jadi ngaco, katanya sih begituuuu...(bener gak sih analisa saya?)

gak ada yang berbeda dari hujan hari ini. curahnya masih berbentuk air, masih diikuti angin yang cukup kenceng dan petir yang menyambar-nyambar. tapi, yang beda adalah cara saya menikmati hujan hari ini. kalo biasanya saya menikmati hujan dengan cara "bersemedi" alias leyeh-leyeh di kamar, sambil baca buku atau nonton DVD atau main games di PC, sambil dengerin mp3, ditemenin sama secangkir kopi atau susu anget. tapi hari ini beda. ya, saya menikmati hujan dengan cara yang berbeda hari ini.

seperti biasa, kalo hujan mulai turun, aktivitas pertama yang saya lakukan adalah langsung naik ke lantai dua buat ngangkat jemuran, hehehe....:D
dan biasanya, kalo udah slesai ngangkat jemuran, saya langsung turun menuju surga alias kamar tercinta saya buat melakukan ritual leyeh-leyeh yang saya sebutin di atas tadi. tapi gak tau kenapa, setelah slese ngangkatin jemuran, saya gak langsung turun ke kamar. saya membiarkan diri saya berdiri di balkon lantai dua rumah saya, dan tanpa sadar, saya senyum-senyum sendiri disitu! untuk beberapa saat yang cukup lama, saya berdiri di balkon yang cukup terbuka, membiarkan wajah dan rambut saya basah terkena air hujan yang terbawa angin. dan rasanya? damaaaaaiiiii bangeeeettttt.

hujan, entah kenapa selalu diidentikkan dengan suasan romantis atau sedih. film-film atau cerita di buku slalu menggunakna latar hujan untk menggambarkan suasana hati yang lagi sedih. tapi bukan itu juga yang saya rasakan waktu menikmati hujan di balkon sore itu. saya merasa seperti terhipnotis sama hujan. ya, rasanya terhipnotis sama hujan. karna untuk beberapa saat yang cukup lama, saya cuma bisa berdiri di balkon, senyum-senyum sendiri, beberapa saat sempet juga memejamkan mata. dan entah kenapa, waktu itu saya merasa sangaaatttt dekat sama Tuhan.

dulu, seorang sahabat pernah bilang sama saya bahwa hujan adalah rahmat Allah yang diturunkan langsung sama manusia tanpa perantara. dan sore ini, saya membuktikan kata-katanya. saya benar-benar merasakan bentuk kasih sayang Allah yang turun bersama hujan sore itu. merasa damai, merasa dekat sekali denganNya. dan untuk beberapa saat, saya lupa dengan semua masalah yang akhir-akhir ini menggelayuti pikiran saya. ini yang saya sebut tadi, hujan seperti menghipnotis saya. bahkan, dalam salah satu hadistnya (saya lupa yang mana) pernah disebutkan bahwa, salah satu doa yang diijabah adalah doa yang diucapkan ketika hujan. subhanallah, memang gak salah kalo pada akhirnya saya juga meyakini bahwa hujan adalah satu-satunya rahmat Allah yang langsung diturunkan kepada manusia tanpa perantara.


"Allah-lah yang mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang Dia kehendaki, dan menjadikannya bergumpal-gmpal, lalu engkau lihat hujan keluar dari celah-celahnya, maka apabila Dia menurunkannya kepada hamba-hambaNya yang Dia kehendaki, tiba-tiba mereka bergembira.." (Q.S 30 : 48)


jakarta, 160910
(masih) ditemani hujan

surat buat kamu.


mungkin surat ini gak akan pernah nyampe ke kamu..karna aku juga mungkin gak akan mengirimkannya buat kamu... ini cuma tulisan biasa kok, tentang apa yang aku rasain slama ini tentang kamu...

jujur, slama ini aku masih gak ngerti kenapa kamu pergi. walaupun kamu udah bilang alasannya sama aku, tapi tetep aja aku gak paham sama alasan kamu itu. menurut aku, alasan kamu klise, gak logis, gak rasional.

kamu aneh. dulu kamu yang minta aku buat tetap sama kamu, kamu juga yang bilang sendiri sama aku kalo kamu yakin akan keputusan kamu untuk memilih aku. dan kamu emang bener2 aneh, karna setelah smua komitmen yang kamu bilang itu, tiba2 aja kamu ragu sendiri. aneh kan kamu?

kamu harus tahu, ketika aku mengiyakan untuk menerima kamu, aku buat komitmen sama dirku sendiri. untuk menerima kamu apa adanya, secara utuh dengan segala kekurangan dan kelebihan kamu. dan aku juga janji, bahwa walaupun aku gak menemukan apa yang aku cari sama diri kamu, aku gak mau dan gak akan mencari kompensasinya dari diri orang lain. dan bukankah memang seharusnya begitu ya cara yang tepat buat menyayangi seseorang?

aku jalani semuanya sama kamu. susah, seneng, kita lewatin semuanya dengan sangat baik kan? pernahkah aku ninggalin kamu saat kamu butuh aku? pernahkah aku gak kasih kamu solusi tiap kamu punya masalah berat? aku tahu, gak seharusnya aku memunculkan pertanyaan egois macam ini ke kamu. karna itu sama aja dengan pamrih. tapi aku ga maksud untuk pamrih kok, aku cuma mau kamu berpikir aja bahwa keputusan kamu untuk pergi bukanlah keputusan yang terbaik untuk kita. jauh di lubuk hati ku yang terdalam, aku gak pernah sedikit pun berpikir bahwa kamu akan mengecewakan aku. tapi kenyataannya, di perjalanan kita, kamu kayak orang yang kehilangan kompas. bingung sama keputusan sendiri. terus tiba2 kamu ninggalin aku begitu aja di tengah jalan, kebingungan. sedangkan kamu, di saat yang sama, kamu berpikir untuk mengambil jalan lain, dengan rekan seperjalanan yang lain pula. dan tinggallah aku yang kebingungan karna harus meneruskan perjalanan sendirian.


****, aku tahu mungkin kamu gak menemukan apa yang kamu cari di aku. tapi gak bisakah kamu mencoba untuk menerimanya tanpa harus mencari kompensasinya ke diri perempuan lain?


aku masih sangat ingat waktu kamu bilang kamu mau fokus sama keluarga kamu, makanya kamu gak bisa memilih siapa2 waktu itu. dan aku menerima itu tanpa ada niat untuk menggugatnya sekalipun. tapi terus kenyataannya ternyata beda, gak lama setelah keputusan itu, aku ngeliat kamu kirim sesuatu di wall perempuan itu, dan aku tahu bahwa itu bukan sekedar wall biasa. itu wall yang istimewa kan? trus, mana yang kamu bilang fokus ke keluarga? mau bilang apa lagi? aku kecewa, sangat sangat kecewa. aku slama ini berusaha percaya dan positive thinking sama kamu, tapi ternyata aku salah. aku gak ngerti gimana lagi caranya mendeskripsikan rasa kecewa aku sama kamu waktu itu.

kamu dulu sempat bilang maaf. tapi kamu harus tahu, ini gak semata-mata tentang maaf. ini tentang banyak hal. ya, banyak hal yang rusak. kepercayaan, keyakinan, kebahagiaan, dan masih banyak lagi yang hancur. dan itu ga cukup cuma "maaf". aku punya banyak ratusan bahkan ribuan kata maaf yang bisa sewaktu-waktu aku kasih untuk siapapun. tapi aku udah bilang, ini bukan cuma sekedar tentang maaf memaafkan.

kadang aku berharap kamu berinisiatif untuk bertanya tentang keadaanku sekarang. keadaan hatiku tepatnya. tapi trus aku berpikir lagi, untuk apa? ya, untuk apa kamu menyanyakan itu? menanyakan aku yang terluka, menanyakan lukaku. untuk apa? karna seribu kali pun kamu bertanya, kamu gak akan bisa mengobatinya. karna luka ini, gak bisa diobati dan bukan untuk diobati. karna luka ini gak seharusnya ada.

ya, aku menyebutnya sebagai luka yang tak seharusnya ada. karna memang luka ini mungkin gak akan pernah ada kalo kamu gak menorehkannya disini.

tapi aku mungkin juga harus berterima kasih sama kamu, karna kamu udah mengajarkan aku banyak hal. salah satunya tentang kejujuran dan kesetiaan. dari kamu, aku belajar bahwa kejujuran itu sangat penting dalam bentuk hubungan apapun. dan kesetiaan adalah modal utama untuk mempertahankan hubungan agar tetap utuh.

aku tau, hubungan kita sekarang memang tetap baik. komunikasi kita baik. kalau kamu mau tahu kenapa sekarang aku bisa sebaik ini sama kamu setelah apa yang kamu lakukan ke aku, jawabannya adalah karna aku sayang kamu. ya, aku masih sayang sama kamu. tapi aku gak pernah berharap kamu kembali lagi sama aku. karna aku tahu, untuk saat ini, kondisi ini adalah kondisi yang terbaik untuk kita. kita hanya perlu ikhlas buat menjalani semuanya. karna kita gak tahu kan Allah punya rencana apalagi buat kita. lagipula, aku slalu percaya sama ungkapan yang bilang: "if you love someone, let them go. for if they return, they were always yours. but if they don't, they never were". ya, aku sangat percaya bahwa apapun keadannya sekarang, ini yang terbaik untuk kita.


~my room, 010710~ 00.33

orang ketiga


apa rasanya jadi orang ketiga? hmm...

saya pernah jadi orang ketiga. ya, orang ketiga dalam hubungan orang lain. apa rasanya? i"ll tell you...

siapa yang mau jadi orang ketiga? well, pasti gak ada kan? saya pun gak pernah kepikiran ada di posisi itu. di posisi sebagai wanita kedua, alias orang ketiga dalam hubungan seseorang.

jadi orang ketiga itu gak enak. percaya deh, gak enak banget. paling gak itu yang saya rasain. awalnya, ketika saya sadar bahwa saya adalah orang ketiga, saya bersiap-siap untuk mundur dengan terhormat. saya persilahkan dia (si lelaki itu) untuk pergi, kembali sama pasangannya. sepenuh hati saya lepasin dia. tapi ternyata, pada akhirnya, emang gak semudah yang diniatkan. dia emang sempet mau pergi, tapi kemudian dia datang lagi. bahkan, kembalinya dia menumbuhkan harapan yang baru di hati saya. ya, dia kembali buat saya, buat memilih saya.

lega? pasti. karna pada akhirnya, saya punya status yang lebih terhormat daripada sekedar jadi orang ketiga. walaupun dulu dia pernah bercanda sih, saya pacar ketiganya dia setelah motor dan laptop...*ah,jadi inget gombalannya..hush*

tapi ternyata, saya salah. perasaan bahagia setengah mati sepenuh hati yang saya punya itu, gak bertahan lama. karna pada akhirnya, dia ninggalin saya. ya, he leaves me bad. dia ninggalin saya dan kembali sama perempuannya.

kecewa? tentu saja. karna pada awal dia memutuskan untuk memilih saya, dengan gagahnya dia bilang bahwa dia yakin sama keputusannya itu. dan sampe sekarang saya gak pernah tahu apa yang membuat dia pada akhirnya mengingkari keputusannya sendiri. dan dengan tanpa dosanya, dia pun berkata : 'aku kan gak pernah janjiin kamu apa2..."
syok, kaget, bingung, sedih, marah, kecewa...gak tau lagi deh gimana rasanya. mau marah rasanya, mau nangis, bahkan kalo bisa nangis darah, saya mungkin bakal nangis darah...*lebay*

dan akhirnya, saya pun merelakan dia pergi. kembali sama perempuannya yang menurut dia, udah hampir dua tahun dia pacarin. kembali ke perempuannya yang pernah dia tinggalin untuk bersama saya.

dan pada akhirnya pula saya sadar, mau diputer-puter kayak gimana juga, mungkin emang saya yang salah. saya jatuh cinta pada orang yang salah, pada waktu yang salah, dan pada situasi yang salah. harusnya saya tahu, dia gak pernah bener2 mau bersama saya dan meninggalkan perempuannya. saya cuma jadi pelabuhan, yang sewaktu-waktu akan dia tinggalkan karna dia harus kembali pulang.

sedih? pastilah. apalagi kalo yang namanya perasaan, siapa yang memaksanya buat berhenti menyayangi? tapi life must go on kan? whatever happened, semuanya membawa pelajaran tersendiri buat saya. intinya sih, jangan mau jadi orang ketiga, untuk mencegahnya, jangan jatuh cinta sama pacar orang :)


after all the heart's mess, 060910, 19.27