Monday 8 August 2011

a letter for P

sakit lho rasanya ditinggalin kayak gini. sakit banget lho rasanya didiemin kayak gini. sakit banget lho rasanya mendapati kenyataan bahwa orang yang dulu lo nomor satukan dan menomor satukan lo, tiba2 jadi kayak orang asing aja gitu. sakit banget rasanya ketika orang yang slalu lo temenin waktu dia jatuh, trus pelan2 membantu dia berdiri sampai akhirnya bisa berjalan lagi, ternyata cuma menganggap lo sebagai tumpuan sementara. tumpuan yang dia datangi ketika dia merasa gak sanggup berdiri, ketika dia gak tau harus pergi kemana lagi. dan ketika dia sudah mulai bisa mengumpulkan kekuatannya untu berjalan sendiri, pelan2 dia mulai meninggalkan lo, melupakan lo. melupakan smua hal yang pernah dia janjikan saat dulu lo bantu dia berjalan.

and that is actually what happens to me now. ditinggalin sama orang yang ketika dia sedang berada di titik terendahnya, cuma gw orang yang tetap ada di sampingnya. gw bantu dia buat pelan2 berdiri, sampai akhirnya dia bisa berjalan pelan2, gw masih tetep ada di sampingnya. sampai suatu ketika, kekuatannya udah terkumpul, tanpa sepengetahuan gw, dia mulai berjalan sendiri, tanpa gw. merasa sanggup berjalan sendiri, dia pun mencoba berlari, tanpa gw juga tentunya. sampai akhirnya dia berlari terlalu jauh, ninggalin gw.

kami jadi seperti orang asing yang gak saling mengenal ketika harus ketemu di suatu kesempatan. padahal dulunya, kami adalah 2 orang yang saling menguatkan satu sama lain. terutama dia, yang slalu merasa dikuatkan dengan kehadiran gw. oh mungkin dia udah gak butuh gw lagi ya? mungkin saja sekarang dia merasa sudah bisa berjalan dengan kedua kakinya sendiri, tanpa gw yang biasanya siap membantu menemaninya berjalan kemanapun dia mau.

sedih? ya iya lah. jangan ditanya gimana sedihnya gw sekarang. kenapa? ya karna gw sayang. apa dia gak mikir ya alasan gw melakukan semua itu karna apa? karna gw sayang dia. makanya gw siap ada di samping dia kapan pun dia butuh gw. makanya gw siap membantu dia bangkit ketika dia harus jatuh ke titik terendahnya. bukan bermaksud pamrih, bukan. tapi gw cuma minta dia bisa memperlakukan gw dengan lebih layak. dengan tidak menjadikan gw sekedar "halte" yang bisa dia datangi kapan pun dia butuh tempat istirahat. atau menjadikan gw "tempat rehabilitasi" yang bisa dia datangi setiap dia "sakit" dan "jatuh". gw berhak kan diperlakukan lebih layak dari itu? berhak kan?

so dear you, gw tetep bahagiaaaaa banget dengan keadaan lo yang sekarang. tapi gw juga sedih, sedih karena sekarang lo gak menjadikan gw bagian dari kebahagiaan lo itu . sedih karna ternyata lo menganggap gw cuma pantas jadi bagian dari kisah sedih dan terpuruk lo. tapi terima kasih, gw jadi belajar bahwa gak semua orang yang kita bantu untuk bangkit dari keterpurukannya, akan tetap menjadikan kita sebagai bagian dari masa kejayaannya. semoga lo juga bisa belajar dari itu. good luck for you, P :)

No comments:

Post a Comment